Empat rumah terkena Puting Beliung dan Pohon Bringin tumbang menutupi jalan

Empat rumah dan satu tempat usaha produksi genting di Dusun Mojokerep, Desa Menanggal, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto, mengalami kerusakan setelah disapu angin puting beliung, Jumat (1/11).


Empat rumah itu masing-masing milik Abdul Manan, Ponirah, Sholehudin, dan Edi. Kerusakan bangunan rumah mereka bervariatif. Rata-rata berada di bagian atap. Atap berhamburan dan genting berjatuhan.

Di antara kerusakan terberat menimpa bangunan usaha milik Abdul Rokhim. Bangunan seluas 15x3 meter sebagai tempat produksi genting ini bahkan ambruk. Insiden ini sempat membuat warga panik. Menyusul, puting beliung datang bersamaan dengan hujan perdana yang turun deras. ”Saya tadi (kemarin, Red) di belakang, kemudian mendengar suara deruan angin menggunung, lalu genting rumah saya bagian depan berjatuhan,’’ kata Ponirah. ”Warga ada yang keluar rumah, ada yang memilih berdiam di dalam rumah,” imbuhnya. 

Hujan deras disertai angin kencang ini terjadi pukul 14.00. Puting beliung datang secara tiba-tiba dan langsung menyapu beberapa rumah warga.  ”Sebenarnya angin puting beliung itu tidak berlangsung lama, sekitar 10 menitan. Tapi, sangat kencang,” paparnya. Meski demikian, beberapa bagian bangunan rumah milik warga rusak tersambar angin. Tidak ada korban jiwa. Hanya pemilik rumah mengalami kerugian materiil akibar rumah mereka mengalami kerusakan.(hin)

Pohon Beringin Tumbang, Tutup Askes Jalan
URI, Jawa Pos Radar Mojokerto – Hujan disertai angin kencang mengakibatkan pohon beringin di Desa Tampungrejo, Kecamatan Puri, tumbang, Jumat (1/11). Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Namun, tumbangnya pohon mengakibatkan akses jalan antardesa-antarkecamatan ini terputus. Saluran listrik juga terputus.
Kepala BPBD Kabupaten Mojokerto M. Zaini, mengatakan, pohon beringin ini tumbang terjadi sekitar pukul 14.00. Pohon berusia puluhan tahun itu mampu menahan terpaan angin kencang yang disertai hujan. ’’Tapi, Alhamdulillah tidak ada korban. Pohon hanya menimpa tiang listrik dan lampu penerangan jalan umum (PJU),’’ ungkapnya.

Namun, terputusnya jaringan listrik mengakibatkan suplai listrik di desa setempat padam. Hal itu langsung bisa diatasi setelah petugas secara cepat bekoordinasi dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN). Tak hanya itu, beberapa jam pohon juga sempat menutup akses jalan desa. Sehingga, petugas dibantu warga langsung melakukan evakuasi. Yakni, membersihkan ranting sekaligus dahan yang melintang di jalan raya. Tiga jam kemudian akses jalan kembali normal. ’’Sekitar pukul 16.30-an, pohon sudah dievakuasi. Dan, jalan kembali normal,’’ tuturnya.

Dari assessment BPBD di lapangan, kata Zaini, selain tak mampu menahan terpaan angin, tumbangnya pohon juga karena kerimbunan dahan dan daun. Sebagai langkah antisipasi, pihaknya akan mendorong dinas terkait untuk melakukan mitigasi pohon rawan tumbang di wilayah kabupaten. Baik yang berada di sepanjang jalan raya hingga tempat-tempat wisata. ’’Termasuk melakukan pemotongan sebelum kejadian pohon tumbang bertambah banyak. Setidaknya, hal itu sebagai upaya antisipasi agar tidak sampai ada korban,’’ jelas Zaini.

Ia menyebutkan, sesuai prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan BPBD Pemprov Jawa Timur (Jatim) musim pancaroba akan selalu dibarengi dengan angin kencang. ’’Bahkan, tak jarang angin puting beliung dengan kecepatan tinggi,’’ tegasnya. Menyusul, dua minggu lalu, kecepatan angin capai mencapai 40-60 km per jam. Sehingga, tercatat ada 84 pohon tumbang di sepanjang jalur alternatif Pacet-Cangar, Kota Batu. ’’Kondisi ini diperkirakan akan berlangsung sepanjang bulan November, karena dampak dari peralihan musim,’’ terangnya.

Ia menambahkan, surat edaran dari BKMG Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda Surabaya, hujan lebat akan datang tiba-tiba dan disertai angin kencang sesaat, berasal dari awan comulunimbus. Baik berupa puting beliung ataudownburst. Dismamping itu, juga terdapat peningkatan intensitas sambaran petir yang berasal dari awan comulunimbus. ’’Hujan yang terjadi pada saat pancaroba bersifat sporadik atau tidak merata. Dan, terjadi secara tiba-tiba dengan itensitas lebat. Bahkan, juga potensi terjadi cuaca ekstrem, seperti hujan es,’’pungkas Zaini.

No comments:

Post a Comment